Senin, 06 Januari 2014

Kerugian Pertamina tahun ini ditaksir capai Rp 6,247 triliun


PT Pertamina sudah memprediksi bakal mengalami kerugian yang cukup besar di akhir 2014. Ini disebabkan diturunkannya besaran kenaikan harga jual gas elpiji 12 Kg yang sebelumnya ditetapkan sebesar Rp 3.959 per Kilogram (Kg) nett direvisi menjadi Rp 1.000 per Kg nett.
"Angka kerugian jika dalam kurs Rp 10.500 per dolar mencapai Rp 5,315 triliun. Jika dalam kurs kisaran Rp 12.250 per dolar, angka kerugian mencapai Rp 6,247 triliun," ujar Dirut Pertamina Karen Agustiawan dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta , Senin (6/1).
Karen menyebut, Pertamina harus menerima kerugian Rp 4.556 per Kg. Kerugian ini muncul lantaran Pertamina menjual gas Elpiji kemasan 12 Kg jauh di bawah harga keekonomian yang disandarkan harga CP Aramci sebagai patokan standar harga LPG dunia.
Selanjutnya Karen menerangkan, ini juga berdampak pada tidak terpenuhinya target pertumbuhan profit tahun ini. "Proyeksi pertumbuhan profit turun dari 13,17 persen menjadi 5,65 persen," ungkap dia.
Hal itu dibenarkan oleh Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya. Menurut dia, Pertamina telah menjalankan praktik jual rugi dalam bisnis Elpiji 12 Kg.
"Harga per kilonya seharusnya Rp 10.800. Tetapi kita menjual di bawah BEP (Break Event Point) sehingga kita menjual dengan kerugian," terang dia.
Analisis :
Kerugian ini jelas memberikan efek negatif bagi perekonomian indonesia di sektor perdagangan gas. hal ini tidak terlepas dari tingkat konsumsi yang rendah dari masyarakat menengah ke bawah. Seharusnya taraf hidup ekonomi masyarakat lebih ditingkatkan agar mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Sumber :

Penjualan kapal laut naik, ekspor November 2013 capai USD 15,9 M

Ekspor Indonesia pada November 2013 mencapai USD 15,93 miliar dan angka ini naik 1,45 persen secara month to month (MoM). Kenaikan nilai ekspor ini salah satunya didorong oleh ekspor kapal laut yang mencapai USD 24,9 juta selama November 2013. Angka ekspor kapal laut ini naik 82,6 persen atau USD 11,3 juta jika dibandingkan bulan sebelumnya.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan, selain ekspor kapal laut, pada November 2013 ekspor lemak dan minyak hewan/nabati mencapai USD 2,2 miliar, dan angka ini naik 41,6 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Bahan bakar mineral juga naik 14,7 persen yang angkanya mencapai USD 2,1 miliar.
"Selama Januari-November ekspor kapal laut meningkat USD 175 juta atau 23,6 persen (YoY). Produk alas kaki meningkat USD 305,9 juta atau naik 9,6 persen (YoY)," ucap Gita saat konferensi pers di kantornya,Jakarta, Jumat (3/1).
Ekspor buah-buahan Indonesia selama November juga mengalami peningkatan sebesar USD 10,5 juta dibandingkan bulan sebelumnya dengan total ekspor mencapai USD 53,8 juta. Selain itu, ekspor pupuk juga mengalami kenaikan sebesar USD 11 juta dengan total ekspor November mencapai USD 50,3 juta. Ekspor ampas atau sisa industri makanan juga naik USD 11,2 juta dibandingkan bulan sebelumnya dengan total selama November mencapai USD 80,9 juta.
Nilai ekspor non migas ke beberapa negara berkembang selama Januari-November 2013 juga mengalami kenaikan yang signifikan yaitu ke Myanmar dengan kenaikan mencapai USD 175,4 juta jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Selain itu disusul oleh negara Turki, Nigeria, Ukraina dan Ghana yang mengalami kenaikan antara USD 79 juta sampai dengan USD 175,2 juta.
"Ekspor non migas juga mengalami kenaikan signifikan yaitu ke Amerika Serikat USD 380,3 juta dan India naik USD 611,8 juta," tegasnya.

Analisis :
Melihat kemajuan ekspor perdagangan dalam negeri yang mengalami peningkatan, tentunya membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin maju. Diharapkan akan terus lebih meningkatkan kredibilitas dalam ekspor agar ekonomi Indonesia dapat bersaing dengan luar negeri.
Sumber :

Penerimaan Pajak 2013 Tak Capai Target

Penerimaan pajak tahun 2013 tak mencapai target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2013. Berdasarkan data sementara, penerimaan sektor pajak mencapai Rp 919,8 triliun. Padahal target dalam APBN-P 2013 sebesar Rp 995,2 triliun.
Dengan begitu kekurangan penerimaan dari sektor pajak tahun lalu mencapai Rp 75,4 triliun. Direktur Jenderal Pajak (Dirjen) Pajak Fuad Rachmany beralasan ada pencatatan penerimaan yang belum terakumulasi lantaran keterlambatan penyetoran dan pencatatan.
"Di tanggal 31 Desember 2013 setelah jam 3 sore itu masih ada wajib pajak yang menyetor, terutama bendahara-bendahara daerah. Karena belanja negara itu di akhir tahun memang numpuk dan ada ribuan SPN yang masuk ke perbendaharaan. Itu tidak mungkin bisa selesai tanggal 31 meskipun dihitung sebagai penerimaan tanggal 31. Maka itu 3 Januari kita hitung-hitung lagi," ujar Fuad di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (6/1).
Dia berharap, setelah melakukan penghitungan kembali ada penambahan sekitar Rp 3,5 triliun dari angka sebelumnya. Angka tersebut khusus dari pajak yang berasal dari perhitungan bendahara daerah yang terlambat melaporkan.
"Kalau ada yang tanya itu dari mana, paling banyak memang dari bendahara daerah. Karena mereka saat-saat terakhir itu angkanya baru masuk semua," jelasnya.
Kendala teknis, seperti pencatatan yang terlambat, diakui selalu dihadapi Ditjen Pajak setiap tahun. "Kalau ada angka tanggal 30 Desember itu berarti hari sebelumnya atau dua hari sebelumnya. Kita akan terus perbaiki lah website kita," ucapnya.
analisis :
Sektor perdagangan harus lebih ditingkatkan, berikan stimulus yang dapat mendorong para investor untuk lebih meningkatkan investasinya. Kemudian, kualitas website harus lebih diperhatikan jika memang banyak wajib pajak yang menyetor melalui website. Dengan begitu, tentunya masalah-masalah kecil seperti ini tidak akan terulang kembali.
Sumber :

Bahan Pangan Dan Harga Minyak Hambat Gerak Ekonomi Tahun Ini

Wakil Presiden Boediono menanggapi kondisi perekonomian saat ini yang masih bergejolak. Boediono menyebut berbagai tantangan perekonomian Indonesia tahun ini mulai dari dampak tapering off, harga minyak, dunia, bahan pangan dan politik.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti melihat, pasokan bahan pangan dan harga minyak dunia menjadi penghambat gerak ekonomi tahun ini.
"Lebih ke persoalan pangan dan harga minyak, di mana minyak domestik dipengaruhi harga minyak dunia dan depresiasi nilai tukar Rupiah," ujarnya saat ditemui di Gedung Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta, Kamis (2/1).
Dia menambahkan, kenaikan harga minyak di saat tekanan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), akan mendorong lonjakan harga bahan bakar minyak (BBM). Kondisi ini memicu disparitas harga antara BBM subsidi dan non subsidi semakin tinggi.
"Ini menyebabkan konsumsi BBM jadi sulit ditekan. Kalau disparitas harga makin lebar, bagaimana orang mau beralih ke BBM non subsidi," jelas dia.
Jika konsumsi BBM bersubsidi membengkak, anggaran subsidi minyak diyakini bakal melonjak. Harga minyak yang naik juga membuat APBN membengkak dan dampaknya ke defisit transaksi berjalan.
"Defisit tak bisa turun, maka stabilitas makro akan terganggu. Kalau persoalan tapering off sudah di-price-in, masalah politik cuma berpengaruh dalam jangka pendek," ucap dia.
Untuk faktor pangan akan lebih dipengaruhi gejolak harga bahan pokok. Salah satunya cabe rawit. "Di sektor pengadaan beras cukup berhasil. Namun, yang sangat berpengaruh di Indonesia itu pangan yang bersifat volatile. Karena subsidi pangan relatif kecil, sehingga pembebanan uang negara tidak terlalu besar," tutupnya.

Analisis :
Permasalahan ini harus segera ditangani agar laju inflasi tidak semakin bertambah. Kenaikan harga BBM tentunya akan memberikan dampak buruk bagi kalangan masyarakat tertentu. Harga BBM yang tinggi akan menyulitkan masyarakat menengah kebawah dalam memperolehnya, di tambah biaya hidup yang semakin meningkat akan memberikan efek kritis untuk kehidupan sehari-hari.
Sumber :






Biaya Hidup Mahal

Data Survei Biaya Hidup 2012 dilansir oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Dalam penelitian itu, disebutkan Jakarta merupakan kota dengan biaya hidup tertinggi se-Indonesia, mencapai rerata Rp 7.500.726 per bulan untuk setiap rumah tangga.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, rata-rata biaya hidup Jakarta itu didasarkan asumsi bahwa satu rumah tangga menanggung 4 anggota keluarga. "Sedangkan secara nasional, rata-rata biaya hidup di perkotaan sebesar Rp 5,6 juta," ujarnya.
Dari segi pembentuk biaya hidup, bahan makanan menyedot belanja rutin rumah tangga tertinggi, mencapai 35,04 persen. Disusul kemudian belanja non-makanan yang wujudnya bervariasi, sebesar 64,96 persen dari pengeluaran rutin masyarakat.
Berdasarkan sudut pandang tersebut, Jakarta menjadi kota yang membuat warganya tidak banyak mengeluarkan uang untuk makanan, namun lebih banyak buat kebutuhan non-makanan. Belanja non-makanan itu misalnya biaya perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar, yang pada 2012, menyumbang 25,37 persen belanja rutin bulanan rumah tangga.
Jika kembali pada 2012, saat itu Upah Minimum Provinsi (UMP) Jakarta masih Rp 1,5 juta. Maka hitungan kasarnya adalah terjadi defisit atau kekurangan biaya kebutuhan hidup sekitar Rp 6 juta untuk rata-rata tiap pekerja.
Kenaikan biaya kebutuhan hidup yang konstan dan tanpa disertai peningkatan upah membuat buruh selalu berdemonstrasi. Tujuannya tak lain menuntut kenaikan upah demi tercapainya standar hidup laik.
Pasalnya, buruh memiliki posisi yang sangat strategis dalam perputaran produksi suatu komoditas. Tanpa buruh, proses produksi satu komoditas tidak akan dapat berjalan.
Namun demikian, posisi ini ternyata tidak dipandang oleh kelas pengusaha. Para pengusaha sering memberi upah buruh yang jumlahnya tidak dapat digunakan untuk memenuhi standar hidup laik.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan tahun ini, buruh masih akan mempermasalahkan soal UMP. Buruh semakin percaya diri setelah gugatan ke Gubernur DKI Jakarta terkait kenaikan UMP sebelumnya selalu dimenangkan di Pengadilan Tata Usaha Negara.
Buruh, lanjutnya, menginginkan rezim upah buruh murah dihapuskan. "Isu upah menempatkan buruh sekarang percaya diri hanya dengan melakukan tekanan ke pemerintah dan usaha maka upah murah bisa ditinggalkan," ujarnya.
Saat ini, memang UMP Jakarta telah mengalami kenaikan. Pada 2013, UMP meningkat menjadi Rp 2,2 juta dan tahun ini akan menjadi Rp 2,4 juta.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Salsiah Alisjahbanamengakui biaya kebutuhan hidup yang meningkat, atau bahasa lainnya inflasi, kerap menjadi penyebab bertambahnya angka kemiskinan. Sepanjang Maret-September 2013, jumlah penduduk miskin meningkat sebanyak 480 ribu orang.
Pada periode itu terjadi sejumlah kenaikan harga yakni Tarif Dasar Listrik (TDL) dan Bahan Bakar Minyak (BBM). Jadi wajarkah buruh khususnya DKI Jakarta menuntut kenaikan gaji?
Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Indra mendukung langkah buruh meminta kenaikan upah. "Kesimpulan itu sesuatu yang rasional. Itu wajar kecuali upah buruh sudah laik sekarang masih rezim upah murah," tuturnya.
Apalagi, menurut Indra, penuntutan UMP buruh ini juga dilatarbelakangi akibat kenaikan harga BBM. Yang pada akhirnya menyebabkan membengkaknya biaya kebutuhan para buruh.
"Kenaikan BBM punya imbas nyata, 20-30 persen tereduksi harga barang transportasi naik. Jadi tentunya yang ke depan itu, minimal pertambahan nilai upah implikasi harusnya dicarikan dan ditutupi. Jumlahnya bisa dikompromikan," jelasnya.
Analisis :
Menurut pendapat saya, meningkatnya biaya hidup harus diselaraskan dengan upah tenaga kerjanya. Tetapi disisi lain, kinerja para buruh juga harus lebih ditingkatkan agar pengusaha bisa mengukur pantaskah hasil kinerja yang dihasilkan sebanding dengan upah yang diberikan.
Sumber :

Dampak Globalisasi Terhadap Ekonomi Indonesia

Dampak Globalisasi - Globalisasi ialah bebasnya keterkaitan sosial dan saling membutuhkan antar wilayah negara di dunia bahkan antar manusia sehingga semakin menyempitkan batas - batas antar Negara. Sedangkan menurut Achmad Suparman, globalisasi merupakan suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Maka dari itu timbul harapan kepada masyarakat dan pelaku industri yang harus siap menemui pengaruh yang terjadi dari globalisasi terutama pengaruh globalisasi pada ekonomi Indonesia.
 
Salah satu contoh globalisasi yang bisa kita rasakan saat ini adalah pasar bebas. Tentu hal ini tak terlepas dari pengaruh yang akan ditimbulkan baik positif dan negatif. Pengaruh postif globalisasi diantaranya :
  • Meningkatnya produksi global.
  • Dapat meningkatkan taraf ekonomi suatu negara
  • Mendapatkan lebih banyak modal dan pengetahuan yang lebih baik
  • Terciptanya pandangan yang lebih terbuka di segala aspek kehidupan

Sedangkan pengaruh negative yang akan timbul karena globalisasi adalah sebagai berikut :
  • Meningkatnya tingkat konsumtif masyarakat
  • Tidak tersaringnya kebebasan informasi
  • Berkurangnya nilai budaya lokal
  • Mengganggu Sektor industri
  • Kacaunya neraca pembayaran
  • Mempersulit sektor ekonomi jangka panjang

Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia.
  1. Semakin sering beroperasinya kapal-kapal tanker yang mendistribusi barang antar negara.
  2. Makin sempitnya ruang dan waktu yang ditandai oleh pesawat telepon, satelit dan internet.
  3. Ketergantungan pasar dan produksi ekonomi di berbagai negara dunia, bertambahnya pengaruh perusahaan multinasional dan organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
  4. Bertambahnya intensitas interaksi kultural ditandai berkembangnya media massa.
  5. Melonjaknya problema universal, contohnya masalah lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi dan lain-lain.


Dalam persaingan di era globalisasi, menuntut produk yang dapat menunjukkan kualitas dan kreasinya. Oleh karena itu para pelaku pasar industri diharapkan mau dan mampu belajar memperluas pengetahuan serta berpikiran terbuka dengan tidak melupakan jati diri sebagai bangsa Indonesia. Mari coba kita lihat bentuk nyata globalisasi ekonomi di Indonesia adalah mulainya CAFTA (China Asia Free Trade Assosiation) beroperasi dimana diberlakukan impor komoditas China. Ditambah lagi berlakunya perjanjian penghapusan tarif impor, disitu dapat kita rasakan betapa pasar saat ini yang dibanjiri oleh produk China. Namun jika kita sadar sebenarnya Indonesia harus bisa belajar dari China. Mereka yang sangat pandai meniru produk dan membuatnya labih baik daripada yang ditiru merupakan kunci keberhasilan China selama ini.

Analisis :

menurut pendapat saya,yang diperlukan adalah bagaimana cara kita untuk segera menyadari dan berubah menjadi lebih baik lagi. Jadikan anggapan masyarakat dunia bahwa orang Indonesia kaya akan inovasi, kreasi dan mau bekerja keras serta pantang menyerah bahwa itu semua benar.

Sumber :

INVESTASI DI PASAR MODAL BERKEMBANG

Pada era globalisasi saat ini, dimana hambatan-hambatan perekonomian semakin pudar, peralihan arus dana dari pihak yang surplus kepada yang defisit akan semakin cepat dan tanpa hambatan. Pasar Modal sebagai pintu investasi terhadap aliran dana dari pihak yang kelebihan kekayaan (surplus) kepada pihak yang kekurangan dana (defisit) berperan sebagai lembaga perantara keuangan. Investor disini adalah pihak yang surplus dalam kaitannya dengan keuangan.
Siapakah pihak-pihak surplus ini? Dalam kaitannya dalam investasi dan sumber dana yang digunakannya, investor dapat dibagi. Pertama, adalah investor domestik yaitu adalah investor yang berasal dari dalam negeri yang menyusun portofolio asetnya di pasar modal dalam negeri. Kedua adalah investor asing, yaitu investor yang memiliki sejumlah dana dari luar negeri yang menyusun portofolio asetnya pada sejumlah negara yang berbeda.

Investasi asing yang datang ke negara-negara lain sebenarnya memiliki motif klasik yang meliputi, motif mencari bahan mentah atau sumber daya alam, mencari pasar baru dan meminimalkan biaya. Dari motif klasik tersebut kadangkala investor memiliki motif lain yaitu motif mengembangkan teknologi. Investor menyalurkan dananya ke negara lain biasanya tidak hanya membawa satu motif saja tetapi bisa karena beberapa motif sekaligus.

Paling tidak ada empat cara investor dapat masuk ke suatu negara: distressed asset investment, strategic investment, direct investment dan portfolio investment. Distressed asset investment adalah investasi yang dilakukan untuk mendapatkan kepemilikan atau membeli hutang suatu perusahaan dalam kesulitan keuangan. Kedua, strategic investment secara umum investor asing mengakuisisi perusahaan yang memiliki pangsa pasar cukup luas dan berada dalam segmen bisnis serta faktor lokasi yang mendukung strategi ekspansi perusahaan investor. Ketiga yakni investasi langsung (direct investment) biasanya berlangsung pada sektor yang belum begitu berkembang, misalnya pembangunan yang sarat teknologi atau pembangunan di sektor otomotif, biasanya perusahaan. Keempat adalah portofolio investment yaitu investasi dalam surat hutang dan saham di pasar modal.

Portofolio investment inilah yang selama ini menjadi perhatian banyak praktisi di bidang pasar modal. Mengapa demikian? Karena jenis investor ini merupakan yang paling cepat memindahkan eksposurnya di suatu negara jika terjadi gejolak (politik, ekonomi, kurs) yang diintrepretasikan sebagai ketidakpastian. Mereka juga adalah investor yang memiliki pilihan paling luas dibanding ke tiga jenis investor di atas. Sehingga jika ada kejadian tertentu baik secara makro, sekoral ataupun regulasi pemerintah, maka investor ini adalah yang lebih rentan dan sensitif terhadap refleksi atas informasi tersebut. Besarnya nilai investasi asing yang masuk atau keluar, praktis juga akan mempengaruhi pasar secara keseluruhan akibat adanya volume transaksi yang besar.

Peranan modal asing dalam pembangunan negara telah lama diperbincangkan oleh para ahli ekonomi pembangunan. Secara garis besar menurut Chereney dan Carter yaitu pertama, sumber dana eksternal (modal asing) dapat dimanfaatkan oleh emerging country sebagai dasar untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan ekonomi. Kedua, pertumbuhan ekonomi yang meningkat perlu diikuti dengan perubahan struktur produksi dan perdagangan. Ketiga, modal asing dapat berperan penting dalam mobilisasi dana maupun transformasi struktural. Keempat, kebutuhan akan modal asing menjadi menurun segera setelah perubahan struktural benar-benar terjadi (meskipun modal asing di masa selanjutnya lebih produktif)
Analisis :
Kemajuan sektor investasi memang memberikan angin sejuk bagi para investor guna mengembangkan usahanya. Aliran dana yang cepat membantu para investor kecil untuk lebih tenang dalam menghimpun dana untuk perluasan usaha. Sehingga diharapkan sector investasi terus membrikan peluang pebisnis untuk meningkat kualitasnya.
Sumber :

Pemerintah Akui Kenaikan Harga BBM Bikin Inflasi Tak Terkendali

Kementerian Keuangan melansir hasil evaluasi perekonomian Indonesia sepanjang 2013. Gejolak perekonomian dunia secara nyata telah berimbas ke perekonomian nasional. Semua asumsi makro ekonomi nasional 2013 meleset dari target.
Contohnya inflasi. Tekanan inflasi sepanjang tahun lalu menembus angka 8,38 persen. Jauh di atas target APBN-P 2013 yang ditetapkan sebesar 7,2 persen. Kementerian Keuangan sependapat dengan yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) beberapa waktu lalu. Kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Juni 2013 diikuti kenaikan bahan sejumlah bahan kebutuhan pokok, menjadi penyebab melesatnya tekanan inflasi.
"Waktu Agustus, kita masih bicara inflasi sampai 9 persen. Ini karena kenaikan BBM dan makanan yang sangat tinggi. Makanya waktu itu kita bicara inflasi tinggi. Walaupun di asumsinya 7,2 persen," ujar Menteri Keuangan, Chatib Basri di Kantornya, Jakarta, Senin (6/1).
Meski mendorong tekanan inflasi, Chatib menyatakan bahwa tahun lalu merupakan tahun terbaik menaikkan harga BBM bersubsidi. Sebab, dari tiga kali kebijakan kenaikan harga BBM, hanya tahun lalu yang inflasinya bisa ditekan berada di bawah 10 persen.
"Kalau dilihat dari tahun 2005 saat BBM naik 120 persen, inflasi 17 persen. Tahun 2008, inflasi 11 persen. Tahun ini 8,38 persen. Ini adalah pertama kali di bawah 10 persen saat ada kenakan BBM. Kalau makanan tidak dikendalikan, itu bisa sampai 10 persen," jelasnya.
Sementara untuk defisit neraca transaksi berjalan, Chatib mengklaim ada perbaikan. Indikatornya, neraca perdagangan mencatat surplus beberapa bulan terakhir.
"Bulan yang nggak itu adalah September dari Agustus surplus sampai November. Itu defisit transaksi berjalan terdorong membaik," tegasnya.
Sementara untuk nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) secara rata-rata sepanjang 2013 berada pada level Rp 10.425 per dolar AS. "Ini dihitung dari 1 Januari sampai 31 Desember. Dibikin rata- rata jadinya segitu. Kan pelemahan itu baru pertengahan tahun," jelasnya.
Dari kondisi itu, Chatib masih optimis pertumbuhan ekonomi sepanjang 2013 bisa mencapai kisaran 5,7 persen. Hingga triwulan III-2013, pertumbuhan sudah mencapai 5,8 persen.
"Ini sampai Q3, pertumbuhan 5,8 persen. Jadi kalau Q4 5,6 persen, berarti sampai akhir tahun 5,7 persen. Jadi lihat dari situasi ini. Pertumbuhan lebih melambat di Q4. Itu makanya prediksi 5,7 persen,"jelasnya.

Analisis ;
Pemerintah harus jeli dalam mengamati pertumbuhan ekonomi saat ini, agar laju inflasi dapat terus di minimalisir. Indikator-indikator ekonomi harus di monitoring dengan baik agar dapat terus membantu memberikan kontribusi positif bagi perkembangan ekonomi Indonesia.
Sumber :

Pemerintah Klaim Perannya Makin Baik Dalam Pertumbuhan Ekonomi

Dalam asumsi makro APBN-P 2013, pemerintah mematok target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7 persen. Salah satu mesin pendorongnya, belanja pemerintah yang diperkirakan bisa memberikan kontribusi sebesar 0,45 persen terhadap pertumbuhan ekonomi.
Target pertumbuhan ekonomi 2013 versi pemerintah lebih optimis dibanding perkiraan lembaga internasional Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) yang hanya sebesar 5,2 persen.
"Konsumsi pemerintah mencapai 0,45 persen. Ini makanya IMF enggak menghitung dulu angka konsumsi pemerintahnya," ujar Menteri Keuangan Chatib Basri di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (6/1).
Chatib pede, peran negara dalam pertumbuhan ekonomi melalui konsumsi pemerintah lebih baik dibanding tahun 2012 yang hanya 0,32 persen. Dengan makin besarnya kontribusi pemerintah, Chatib mengklaim peran pemerintah dalam pembangunan ekonomi akan semakin baik di masa mendatang.
"Ada 44 Kementerian atau Lembaga yang serapan anggarannya di atas 90 persen seperti Kementerian PU, Kementerian Pertahanan, Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan, Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian Perdagangan, dan Kepolisian," jelasnya.
Analisis :
Menurut pendapat saya, optimisme pemerintah sangat baik guna mendorong kinerja yang lebih bagus di masa yang akan datang. Dengan turut sertanya pemerintah dalam pembangunan ekonomi, tentu akan dapat lebih memfokuskan kontribusinya untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sumber :

Prospek Perekonomian Indonesia Tahun 2010

Dalam penyampaian nota keuangan di depan DPR, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengemukakan, ekonomi Indonesia 2010 diprediksi tumbuh sekitar 5,0 persen. Banyak pihak meyakini, pertumbuhan ekonomi kita bisa lebih tinggi dari itu. Itu sebabnya, dalam perdebatan di DPR, akhirnya disepakati perkiraan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 persen.
Optimisme semacam ini sungguh penting untuk memberi dorongan lebih besar bagi pelaku ekonomi untuk mencapainya atau bahkan melampauinya. Inilah kekuatan self fulfilling prophecy.
Secara rutin, saya mengamati perkembangan PDB nominal, yaitu PDB yang menggunakan harga sebagaimana dirasakan hari-hari ini. PDB nominal ini lebih mirip berbagai laporan keuangan perusahaan, sementara PDB riil lebih mirip perkembangan tonase produksi perusahaan. Ternyata PDB nominal Indonesia tumbuh tinggi.
Pada tahun 2008, saat perekonomian (PDB) riil tumbuh 6,1 persen, PDB nominal justru tumbuh 25 persen. Kuartal pertama 2009, pertumbuhan PDB nominal sebesar 16,9 persen dan pada kuartal kedua menjadi 10,9 persen. Dengan prospek pertumbuhan lebih tinggi pada kuartal ketiga dan keempat, diyakini PDB nominal akan naik sehingga secara keseluruhan pertumbuhan tahun 2009 berada sekitar 15 persen. Jika ini terjadi, PDB nominal kita akan mencapai sekitar Rp 5.700 triliun. Angka ini kurang lebih sama dengan prediksi PDB nominal sekitar 570 miliar dollar AS, seperti disebutkan sebelumnya. Dengan latar belakang itu, saat PDB riil diprediksi tumbuh 5,5 persen, PDB nominal 2010 akan tumbuh 15-18 persen. Jika ini terjadi, sepanjang 2010, PDB nominal kita akan mencapai Rp 6.500 triliun-Rp 6.600 triliun. Ini berarti PDB per kapita tahun 2010, dengan catatan nilai tukar rupiah bergerak menguat sebagaimana terjadi akhir-akhir ini, akan berada pada 2.800 dollar AS-3.000 dollar AS.
Analisis :
Menurut pendapat saya, hal ini sangat memberikan sinyal positif bagi perkembangan ekonomi Indonesia mengingat pada akhir-akhir ini nilai tukar Rupiah terhadap Dollar melemah. Sector perdagangan dan investasi diperkirakan akan memiliki pengaruh yang cukup kuat bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya.Tentunya ini mendorong bagi pelaku ekonomi kita untuk terus melakukan apa yang sudah tercapai saat ini dan bahkan lebih melampaui angka yang telah diprediksi sebelumnya.
Sumber :